Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Natal Menurut Herbert W. Amstrong

Gambar
Herbert W. Amstrong yang sangat dihormati di kalangan pejabat, pebisnis, industriawan dan ilmuwan di seluruh dunia ini adalah seorang Pastur Worldwide Church of God yang berkedudukan di Amerika Serikat. Dia juga sebagai kepala editor majalah Kristen “Plain Truth” yang bertiras sekitar 8 juta eksemplar tiap bulan. Majalah ini didirikan pada tahun 1934, dan beredar ke seluruh dunia. Pada tahun 1947, Amstrong mendirikan Ambassador College yang sekarang memiliki dua kampus besar di Pasadena California dan di Big Sandy Texas . Juga mendirikan dan sebagai kepala Ambassador International Cultural Foundation, yang bergerak di bidang kebudayaan, bantuan pada masyarakat miskin, dan gerakan kemanusiaan. Dia sudah mengunjungi sekitar 70 negara untuk memberitakan Injil sebagai Kerajaan Tuhan. Bahkan Amstrong mendapatkan kehormatan dari kepala negara yang memiliki perbedaan keyakinan dengannya seperti di Jepang , India , Afrika Selatan , China , Israel dan Mesir. Pada usianya yang sudah mencapai

" BEBERAPA ALASAN UNTUK SEGERA MENINGGALKAN KRISTEN "

Gambar
Mengenai judul, "meninggalkan"-bukan "menekan" atau "melakukan jauh dengan"-sengaja dipilih. Upaya untuk menekan paksa keyakinan etis tidak hanya salah, tetapi dalam jangka panjang mereka sering tidak efektif-sebagai kebangkitan baru-baru ini agama di Uni Soviet menunjukkan. Jika kekristenan yang pernah menghilang, itu karena individu manusia bangun, meninggalkan merusak mereka, keyakinan yang represif, dan memilih kehidupan, memilih untuk berada di sini sekarang.   1. Kekristenan didasarkan pada ketakutan. Sementara hari ini ada pendeta liberal yang mengkhotbahkan Injil tentang kasih, mereka mengabaikan sebagian dari ajaran Kristen, belum lagi sebagian besar sejarah Kristen. Sepanjang hampir seluruh waktu pada Bumi, motor penggerak Kristen telah-di samping ketakutan akan kematian - takut setan dan takut neraka. Kita hanya bisa membayangkan bagaimana ancaman ini sepertinya manjur sebelum munculnya ilmu pengetahuan dan pemikiran rasional, yang sebagia

Konstantin Dan Kekristenan

Gambar
Beberapa ratus tahun sebelum Konstantin berkuasa di Kekaisaran Romawi, orang Kristen mengalami penindasan berat. Tapi kemudian, ketika akan melancarkan perang, Konstantin dilaporkan melihat salib terang di angkasa dengan tulisan "Taklukkan dengan ini". Dia bertempur dengan tanda salib dan mengambil alih kekuasaan kekaisaran. Pertobatan Konstantin jadi Kristen terlihat jelas dalam sejarah gereja. Roma jadi kekaisaran Kristen. Untuk pertama kalinya, selama hampir 300 tahun, orang Kristen relatif aman dan bahkan merasa keren untuk jadi Kristen. Orang Kristen tidak lagi ditindas karena iman mereka. Kemudian Konstantin berusaha menyatukan Kekaisaran Barat dan Timur, yang terpecah karena perbedaan keyakinan, sekte, dan golongan, sebagian besar berpusat pada isu identitas Yesus Kristus. Ada bagian-bagian yang benar dalam The Da Vinci Code, dan bagian-bagian yang benar ini jadi prasyarat bagi sebuah kesuksesan teori konspirasi apapun. Tapi cerita dalam buk

VICTIMS OF THE CHRISTIAN FAITH

Gambar
Listed are only events that solely occurred on command of church authorities or were committed in the name of Christianity. (List incomplete) Ancient Pagans  As soon as Christianity was legal (315), more and more pagan temples were destroyed by Christian mob. Pagan priests were killed.  Between 315 and 6th century thousands of pagan believers were slain.  Examples of destroyed Temples: the Sanctuary of Aesculap in Aegaea, the Temple of Aphrodite in Golgatha, Aphaka in Lebanon, the Heliopolis.  Christian priests such as Mark of Arethusa or Cyrill of Heliopolis were famous as "temple destroyer."  Pagan services became punishable by death in 356.  Christian Emperor Theodosius (408-450) even had children executed, because they had been playing with remains of pagan statues.  According to Christian chroniclers he "followed meticulously all Christian teachings..."  In 6th century pagans were declared void of all rights.  In the early fourth century the philoso