" INJIL DALAM KONTEKS "


Mungkin sangat mengejutkan bagi sebagian besar kaum Kristen jika menyadari bahwa tulisan-tulisan awal hanya sedikit memberi perhatian kepada kata-kata dan perbuatan –perbuatan Yesus . misalnya,surat-surat Paulus (Saul dari Tarsus ) hanya memberikan kiasan-kiasan sederhana mengenai Yesus dalam sejarah (historical Yesus ). 

Begitu sederhana ,dalam gereja Kristen awal yang menghasilkan literature Kristen pertama yang dipelihara ,yaitu aspek dari gereja awal yang biasanya diindetifikasi sebagai Paulus atau non Yahudi , Yesus dalam sejarah diindentikan dengan apa yang diyakini sebagai proses pengilhaman dan pewahyuan yang terus berjalan melalui Yesus yang konon “dibangkitkan-kembali” kenyataannya ,seluruh klaim paulus terhadap otoroitan apostolic (Rasuli) didasarkan pada penegasan yang membesar-besarkan diri-sendiri(galatia 11-12)

Dengan demikian ,Injil-injil yang diakui berkaitan dengan kehidupan sejarah ,dan perkataan-perkataan Yesus sebenarnya merupakan perkembangan yang relative belakangan dalam literature Kristen awal
Biasanya selalu dinyatakan oleh sarjana alkitabiah bahwa pada awalnya ,Injil-injil tersebut berupa seni sastra selama perempat terakhir abad masehi lebih jauh hingga kira-kira tahun 130 M ,salah seorang Bapa Rasuli yaitu Papias Uskup Hierapolis,belum benar-benar menyebut Injil sebagai nama selain itu,bahkan rujukannya adalah Markus ,yang dinisbahkan kepengarangannya pada seorang penerjemah Petrus ,salah seorang murid Yesus .penting dinyatakan bahwa rujukan oleh papias dengan menyatakan bahwa Markus tidak pernah bertemu dengan Yesus ,dan bukanlah pengikut Yesus ,lebih jauh Papias meyatakan bahwa ia lebih menyukai tradisi-tradisi lisan daripada injil-injil tertulis yang akrap dengannya .

Bahkan setelah Injil-injil tersebut tidak sering dikutip sebagai teks otoritatif oleh para pendeta gereja awal .kenyataannya ,selama pertengahan abad ke-2 M ,kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus sebagaimana dicatat dalam pelbagai macam Injil Injil-injil tersebut jarang sekali dianggap teks-teks ototoritatif ,baru menjelang abad ke-2M,Injil-injil tersebut mulai memiliki peran sebagai kitab suci yang otoritatif dalam gereja-gereja Kristen awal. Namun ,tulisan Injil kemudian mulai mengambil bentuk seni sastra ,akhirnya mengarah Injil yang banyak.

Sementara hanya empat Injil yang akhirnya dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru ,lebih dari 40 (empat puluh ) injil yang disebut “apokrip” bisa diindefikasikan melalui rujukan-rujukan yang ditemukan dalam tulisan-tulisan para pendeta-pendeta awal atau melalui salinan-salinan yang masih ada.

Proses evolusioner yang menjadikan perjanjian baru seperti yang ada sekarang ini melampaui jarak lebih dari lima abad . ini dijelaskan pada awal abad ini .disini cukuplah dikatakan bahwa kanon terakhir perjanjian baru pada akhirnya hanya mencakup empat Injil ,yaitu Markus.Matius,Lukas dan Yohanes dengan mengorbankan banyak Injil “apokrip” lain yang dianggap sebagai Injil otoritatif dan skriptual oleh banyak gereja Kristen awal.dari keempat Injil ini tiga yang pertama memiliki beberapa kesamaan yang mengrh pada penunjukkan ketiganya sebagai Injil sinoptik,dan yang ketiganya untuk dianalisis sebagai kesatuan,sebaliknya Injil yohanes sering kali menggambatkan tradisi yang berbeda dalam gereja-gereja Kristen awal. 

Namun demikian ,adalah penting pada titik yang sangat menetukan bab ini-menjelaskan format-format kesusastraan ytang muncul di likungan Kristen awal sebelum munculnya Injil-Injil tersebut dan juga menjadi dasar bagi Injil-Injil Kanonik.


Wassalam,


"  EG  "  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oral Sex in Accordance with God's Will

Perpuluhan Adalah Ajaran Sesat Kristen

Yesus vs Paulus